Kamis, 11 Desember 2014

CARA PENULISAN FOOTNOTE

1.  Footnote (Catatan kaki) dari Buku

      - Satu Pengarang
        1Ade Iwan Setiawan, Penghijauan dengan Tanaman Potensial, Penebar Swadaya, Depok,  2002, hlm. 14.

      - Dua Pengarang
        2Bagas Pratama dan T. Manurung, Surat Menyurat Bisnis Modern, Pustaka Setia, Bandung, 1998, hlm. 50.

2.  Footnote (Catatan kaki) dari Internet

   3Richard Whittle, “High Sea Piracy: Crisis in Aden”, Aviation Today, diakses dari http://www.aviationtoday.com/rw/military/attack/High-Sea-Piracy-Crisis-in-Aden_32500.html, pada tanggal 31 Mei 2013 pukul 10.47

3.  Footnote (Catatan kaki) dari Majalah

        4Mochtar Naim, ’’Mengapa Orang Minang Merantau?’’ Tempo, 31 Januari 1975, hlm. 36.


4.  Footnote (Catatan kaki) dari Surat Kabar

         5Suara Merdeka, 29 Agustus 2005, hlm. 4.


Diatas merupakan contoh-contoh penulisan Footnote atau Catatan kaki. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan footnote adalah sebagai berikut.
  1. Nomor footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi satu spasi. Nomor itu jauhnya tujuh huruf dari margin atau tepi teks, atau sama dengan permulaan alinea baru. Jika catatan kaki terdiri lebih dari dua baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai di garis margin atau tepi teks biasa.
  2. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
  3. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan komputer.
  4. Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan semua.
  5. Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
  6. Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya ditulis et al., atau dkk.
 Dalam menuliskan footnote, adakalanya digunakan singkatan-singkatan tertentu, yaitu :
  1. ibid, kependekan dari ibidem yang berarti ‘di tempat yang sama dan belum diselingi dengan kutipan lain’.
  2. op.cit., singkatan dari opere citato, artinya ’dalam karangan yang telah disebut dan diselingi dengan sumber lain’.
  3. loc.cit, kependekan dari loco citato, artinya ‘di tempat yang telah disebut’. loc. Cit digunakan jika kita menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.
            Perhatikan pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit., dibawah ini.
  • 1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
  • 2Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas)
  • 3Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
  • 4Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
  • 5Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (buku yang telah disebutkan di atas)
  • 6Ismail Marahimin, loc. cit. (buku yang telah disebut di atas di halaman yang sama, yakni hlm. 46)
  • 7Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23)















1. Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka memiliki aturan sebagai berikut.
a. semua sumber dalam daftar pustaka ditulis dengan nama urutan abjad huruf atau nama pengarang 
    (setelah dibalik).
b. Sumber yang berupa buku ditulis dengan urutan: nama pengarang(dibalik). tahun terbit. judul 
    buku. kota tempat buku diterbitkan: nama penerbit.
c. Sumber yang berupa majalah/ surat kabar, ditulis dengan urutan: nama majalah/ surat kabar, 
    tanggal, bulan, tahun, nomor edisi (majalah), judul artikel, dan nomor halaman.
d. Judul buku ditulis dengan huruf kapital, digarisbawahi atau dicetak miring atau dicetak tebal.
e. Apabila nama pengarang terdiri atas dua kata/ lebih, kata akhir dari nama tersebut diletakkan di 
    muka dan ditandai dengan tanda koma (,), tanpa gelar akademik.
    Contoh: Ajip Rosidi ditulis Rosidi, Ajip.
f.  Apabila pengarang terdiri atas dua orang atau tiga orang, nama-namanya ditulis semua. Akan 
    tetapi jika lebih dari tiga orang, ditulis satu orang dan diberi singkatan, et, al. atau dkk.
g. Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.
h. Bila ada dua atau lebih sumber pengarangnya sama, penulisannya urut berdasarkan tahun atau 
    tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan berikutnya cukup diberi tanda garis.
i.  Bila ada dua sumber atau lebih sumber yang pengarangnya sama, penulisannya urut berdasarkan 
    tahun atau tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan berikutnya cukup diberi tanda garis.
j.  Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam penulisan sumber yang berupa 
    buku adalah tanda titik (.), kecuali antara unsur tempat penerbit dan nama penerbit dengan tanda 
    titik dua (:), sedangkan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam 
    penulisan sumber berupa majalah atau surat kabar adalah tanda koma (,).
k  Diakhiri tanda titik.

Contoh penulisan daftar pustaka:
Moeliono, Anton M(ed). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

 

 

 

 

 

 

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

1. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari internet


Pertama; tulis nama, 


Kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), 


Ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, 


Keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma,


Kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
Seperti contoh dibawah ini:
· Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). Fromhttp://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008